Sejarah Singkat Pura Luhur Uluwatu, Lengkap dengan Jadwal Piodalan dan Harga TiketDilengkapi Sejarah Singak Pura Uluwatu

Pura Uluwatu/ commons.wikimedia.org/Kabarportal
KABARPORTAL.COM - Pura Uluwatu terletak di wilayah Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Pura ini cukup unik karena letaknya di ujung tebing setinggi sektiar 97 meter di atas kokohnya batu karang yang posisinya mejorok ke tengah Lautan.
Pura ini tidak saja menjadi salah satu dari Pura Sad Kahyangan, tapi juga menjadi objek wisata yang setiap hari banyak dikunjungi wisatawan asing dan domestik.
Tiket masuk ke objek wisata Uluwatu sekitar Rp70 ribu-an. Di tempat ini bisa menikmati indahnya Sunset dan Tari Kecak.
Sejarah Singak Pura Uluwatu
Berikut adalah sejarah singkat Pura Uluwatu yang perlu diketahui.
Bermula dari seorang pendeta Hindu bernama Danghyang Dwijendra yang mendapatkan wahyu dari Tuhan. Di mana, disaat yang bersamaan bliau pun harus pergi ke surga.
Danghyang Dwijendra berasal dari Jawa Timur yang berstatus sebagai bagawanta Gelgel.
Namanya populer era Dalem Waturenggong yakni sekitar 1460 hingga 1550.
Lalu, Danghyang Dwijendra bertemu dengan seorang nelayang tepat di bawah dari ujung Pura Uluwatu.
Nelayan itu bernama Ki Pasek Nambangan. Bagawanta Danghyang Dwijendra pun meminta kepada Ki Pasek Nambangan agar anaknya yang bernama Empus Mas di Desa Mas.
Dia menyampaikan bahwa Danghyang Dwijendra menaruh sebuah pusaka di Pura Uluwatu.
Ki Pasek Nambangan pergi dan Bagawanta yang juga dikenal dengan Danghyang Nirarta itu kemudian melakukan semadi hingga moksah.
Pura Luhur Uluwatu melaksanakan piodalan setiap 210 hari sekali yakni pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia.
***ikuti kami di Google News