Tradisi Mekotek di Munggu, Ritual Keselamatan yang Sempat Dihentikan
KABARPORTAL.COM – Mekotek merupakan sebuah tradisi yang ada di Munggu, Mengwi, Badung.
Mekotek dilaksanakan pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. Tradisi yang dikenal juga dengan nama Ngerebek ini digelar setiap 210 hari atau 6 bulan sekali.
Tradisi yang sudah digelar secara turun temurun ini masih dilastarikan dan menjadi daya tarik wisatawan.
Namun siapa yang menyangka jika tradisi Mekotek sempat dihentikan pelaksanaannya pada tahun 1915.
Daftar Isi
Sejarah Mekotek
Dalam situs resmi Dinas Kebudayaan Badung disebutkan tentang sejarag Mekotek, bahwa pada awalnya tradisi ini digelar untuk menyambut prajurit Kerajaan Mengwi.
Prajurit dari kerajaan Mengwi yang baru datang usai menaklukkan kerajaan Blambangan.
Mekotek Dihentikan oleh Belanda
Lalu, pada masa pendudukan Belanda di Indonesia atau masa penjajahan Belanda, tradisi Mekotek dihentikan oleh pemerintakan Belanda pada tahun 1915.
Penghentian ini dilakukan sebagai upaya menghilangkan rasa khawatir akan adanya pemberontakan.
Namun akibat dari penghentian itu, terjadi wabah penyakit yang menakutkan. Sadar akan efek yang terjadi, pemerintah Belanda kemudian mengijinkan kembali digelar Mekotek.
Kapan Dilaksanaan Mekotek?
Masih dalam sumber yang sama, Mekotek digelar setiap 6 bulan sekali yakni pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan.
Namun pada kesempatan lain, tradisi ini juga dilaksanakan pada Redite Umanis Wuku Langsir atau Manis Kuningan.
Pada awal pelaksanaan, Mekotek ini menggunakan sebuah tombak atau besi yang melambangkan semangat juang.
Namun seiring perkembangan, bahan ini kemudian diganti menggunakan kayu pulet yang sudah dikupas bagian kulitnya.
Rata-rata panjang dari kayu pulet yang digunakan antara 2 hingga 3,5 meter. Kemudian para peserta wajib menggunakan pakaian adat madia dan berkumpul di Pura Dalem Munggu sebelum melaksanakan tradisi Mekotek.
Peserta tradisi Mekotek ini berusia antara 12 tahun hingga 60 tahun yang dibagi menjadi beberapa kelompok.
Dalam satu kelompok terdiri dari sekitar 50 orang. Setelah itu, kayu atau tongkat yang dibawa itu dijadikan satu membentuk seperti sebuah gunung atau piramida.
Kemudian satu orang akan naik kepuncak gunung tersebut dan berdiri di atasnya sembari memberikan semangat.
Selama tradisi Mekotek berlangsung, alunan baleganjur terus dilantunkan, sehingga semakin menambah semarak dan meriah. ***
0 Reviews
ikuti kami di Google News