Tumpek Wayang, Berikut Banten dan Penjelasannya

 Tumpek Wayang, Berikut Banten dan Penjelasannya

ilustrasi Tumpek Wayang/ Wikipedia/ Kabarporta

Tumpek Wayang merupakan rainan yang datang setiap 210 hari dan rainan ini adalah pertemuan antara Pancawara Kliwon, Saptawara Saniscara dan Wuku Wayang.

Tumpek Wayang merupakan pujawali dari Sang Hyang Iswara. Ketika Pujawali Sang Hyang Iswara, umat Hindu juga melangsungkan upacara yang behubungan dengan perlengkapan kesenian.

Adapun saranan upacara untuk melaksanakan Tumpek Wayang adalah suci, peras, ajuman, ajengan, pasucian, canang raka, pinang, sirih dan daging itik putih.  Kemudian bisa juga menggunakan banten pratista, durmengala, biakala dan pejati.

Baca Juga:  Mantra Sakti, Baca dengan Fokus untuk Kesembuhan, Doa dari Segala Doa

Bagi seseorang yang berprofesi sebagai seorang dalang kemudian akan melakukan pemujaan kepada Sanghyang Ringgit dengan banten yang digunakan adalah prayascita, penyeneng, tumpeng guru dan sesayut.

promo pembuatan website bulan ini

Dari laman Dinas Kebudayaan Buleleng dilansir bahwa anak yang lahir pada Wuku Wayang diharuskan untuk melakukan pangelukatan dengan Tirta Wayang Sapuh Leger.



[the_ad id=”1336″]

Perlu diketahui bahwa dalam lontar Sapuh Leger disebutkan Tumpek Wayang ini begitu erat dengan Rare Kumara yang hendak dimakan oleh Bhatara Kala.

Dijelaskan juga bahwa Dewa Siwa memeberikan ijin kepada Dewa Kala guna memakan anak-anak yang lahir pada Wuku Wayang.

Kemudian untuk mendapatkan keselamatan, diwajibkanlah anak-anak yang lahir pada Wuku Wayang untuk mdibersihkan dengancara malukat dan mendapatkan Tirta Wayang Sapuh Leger.



Baca Juga:  Bisa Mengotori Duni, Ini Penjelasan Tentang Anak Kecil yang Meniggal Langsung di Bawa ke Kuburan Menurut Hindu

Sapuh Leger memiliki makna sebagai berikut, Sapuh berarti membersihkan sedangkan Leger berarti habis sehingga secara harafiah Sapuh Leger bermakna menghilangkan atau membersihkan diri dari mala atau pengaruh negatif.

Namun perlu juga diketahui bahwa yang melakukan bayuh sapuh leger ini hanya mereka yang memang lahir pada Saniscara Kliwon.

[the_ad id=”1336″]

Upacara Sapuh Leger

Disebutkan bahwa upcara Sapuh Leger ini fokus pada proses pemujaan Dewa Iswara dan Dewa Siwa sebab diyakini mengutus Sanghyang Samirana untuk turun ke dunia akan menjadi seorang seorang dalang dalam pementasan wayang sapuh leger.

Masih dari laman Dinas Kebudayaan Buleleng disebutkan bahwa sebelum Tumpek Wayang ada sebuah tradisi yang dilaksanakan yakni pada Sukra Wuku Wayang.

Baca Juga:  Mengenal Cetik Bali, Sejarah, Jenis dan Kekuatanya

Pada hari tersebut dikenal sebagai Ala Paksa atau Pemagpag Palla, dianggap sebagai hari paling angker atau cemer atau kotor lantaran kekuatan negatif turun dan hadir ke kehidupan manusia.

***

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News

0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!