Upaya Konservasi Lontar ‘Druwen Krama’ di Klungkung, Bali

 Upaya Konservasi Lontar ‘Druwen Krama’ di Klungkung, Bali

Upaya Konservasi Lontar ‘Druwen Krama’ di Klungkung, Bali/ kabarportal

KLUNGKUNG, KABARPORTAL.COM – Dinas Kebudayaan Provinsi Bali melalui Tim Penyuluh Bahasa Bali kembali menggelar program konservasi dan identifikasi lontar milik masyarakat di Kabupaten Klungkung. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Bulan Bahasa Bali (BBB) VII, yang dipusatkan di dua lokasi, yaitu Griya Sakti Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, serta Banjar Tiing Jajang, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida.

Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Klungkung, I Wayan Arta Diptha, menyampaikan bahwa timnya dibagi menjadi dua kelompok guna memastikan seluruh proses konservasi dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan. “Awalnya, konservasi hanya dilakukan di Desa Nyalian. Namun, karena jumlah lontar yang perlu dikonservasi relatif sedikit, maka kegiatan ini diperluas hingga ke Nusa Penida,” ujarnya pada Selasa, 4 Februari 2025.

Di Desa Nyalian, tim melakukan konservasi terhadap lontar milik Ida Bagus Alit Putra Parwata, salah satu anggota Semeton Griya Sakti Nyalian. Sebanyak 18 penyuluh terlibat dalam proses ini, yang berlangsung sejak pagi hari. Dari total 31 cakep lontar yang dimiliki, hanya 9 yang berhasil diidentifikasi, sementara 22 lainnya mengalami kerusakan serius akibat faktor usia dan kurangnya perawatan. Beberapa lontar bahkan tidak utuh karena dimakan rayap atau hilang sebagian, sehingga sulit untuk diidentifikasi.

Baca Juga:  Tidak Hanya Tahun Baru Masehi, Inilah Beragam Jenis Tahun Baru di Seluruh Dunia

promo pembuatan website bulan ini

Sementara itu, di Desa Sakti, Nusa Penida, tim yang terdiri dari 14 penyuluh melakukan konservasi terhadap lontar milik I Ketut Tangkas, warga asli Tiing Jajang. Berbeda dengan di Desa Nyalian, seluruh lontar yang dikonservasi di lokasi ini berhasil diidentifikasi dengan baik. Koleksi lontar I Ketut Tangkas sangat beragam, mencakup lontar tentang tutur, usada (pengobatan tradisional), dan tenung (ilmu perbintangan), yang jarang ditemukan di masyarakat umum.

Salah satu temuan menarik dalam konservasi ini adalah lontar bertajuk Tutur Aji Mas Ganda Purantaka Petak, yang disimpan di Gedong Merajan Griya Sakti Desa Nyalian. Lontar ini mengulas tentang filosofi tujuan hidup menuju kemoksan (pembebasan spiritual). Karena tersimpan di ruang penyimpanan khusus dan jarang dibuka, lontar ini tetap dalam kondisi baik meski membutuhkan pembersihan berkala.



Sebagai bagian dari kegiatan konservasi, tim penyuluh juga memberikan edukasi mengenai cara merawat lontar agar tetap terjaga keutuhannya. Beberapa metode yang disarankan meliputi penyimpanan di tempat kering serta rutin membuka dan membaca lontar agar tidak mengalami kerusakan akibat kelembaban.

Baca Juga:  Jambore Ranting Denpasar Selatan Libatkan 440 Pramuka Penggalang

Atas inisiatif ini, baik Ida Bagus Alit Putra Parwata maupun I Ketut Tangkas menyampaikan apresiasi dan harapan agar kegiatan konservasi seperti ini terus dilakukan secara berkelanjutan. “Kami sangat berterima kasih kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan Tim Penyuluh Bahasa Bali yang telah membantu merawat dan mengidentifikasi lontar-lontar peninggalan leluhur. Semoga upaya ini terus berlanjut agar warisan budaya kita tetap lestari,” ujar Ida Bagus Alit Putra Parwata.

Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lontar, diharapkan warisan literasi kuno Bali ini tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang. ***

0 Reviews

Write a Review

ikuti kami di Google News



0 Reviews

Write a Review

Baca Juga:

error: Content is protected !!