Otonan Bertemu Purnama, Tambahkan Guling dalam Bantennya
DENPASR, KABARPORTAL.COM – Otonan atau perayaan hari lahir dalam tradisi masyarakat Hindu Bali, merupakan momen sakral yang dirayakan dengan serangkaian upacara dan banten (persembahan) khusus.
Namun, bagaimana jika Otonan bertepatan dengan hari Purnama dalam kalender Bali?
Menurut Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda menjelaskan bahwa Purnama membawa pengaruh khusus terhadap bumi dan manusia.
Saat bulan purnama, gravitasi bulan meningkat, menyebabkan fenomena pasang naik air laut.
Hal ini juga berdampak pada manusia, di mana terjadi peningkatan emosi atau energi dalam diri seseorang.
“Ketika Purnama, manusia diingatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Oleh karena itu, ada larangan tertentu, seperti tidak diperbolehkannya hubungan suami istri pada hari tersebut,” ungkap Ida Pandita dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Wira.id Channel.
Lalu, bagaimana dengan Otonan yang jatuh pada hari Purnama? Menurut Ida Pandita, tidak ada alasan untuk membatalkan Otonan tersebut. Sebaliknya, upacara tetap dilaksanakan dengan tambahan elemen khusus pada banten, yaitu guling.
“Guling yang dimaksud tidak harus berupa babi; guling itik juga diperbolehkan,” tambah Ida Sulinggih. Penambahan ini bertujuan sebagai simbol penebusan atau penyeimbangan emosi yang cenderung meningkat pada saat Purnama.
Dengan demikian, perayaan Otonan yang jatuh pada Purnama tetap dapat berlangsung seperti biasa, dengan hanya menambahkan banten yang sesuai.
Hal ini menegaskan bahwa Otonan adalah momen penting yang tidak perlu ditunda atau dibatalkan hanya karena bertepatan dengan Purnama.
Perayaan ini mencerminkan harmoni antara manusia, alam semesta, dan nilai-nilai spiritual dalam tradisi Hindu Bali, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan emosi dan koneksi dengan Tuhan. ***
0 Reviews
ikuti kami di Google News