swipe up
[modern_search_box]

Pagerwesi Bertepan dengan Purnama Kaulu, Begini Maknanya

 Pagerwesi Bertepan dengan Purnama Kaulu, Begini Maknanya

umat Hindu melaksanakan persembahyangan saat rainan. foto by Raw_Image6/pixabay/ kabarportal

DENPASAR, KABARPORTAL.COM – Setelah merayakan Hari Saraswati sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan, umat Hindu melanjutkannya dengan Banyu Pinaruh. Rangkaian perayaan ini berlanjut dengan Soma Ribek pada hari Senin, kemudian Sabuh Mas pada Anggara Wage, Watugunung, dan akhirnya tiba di Hari Raya Pagerwesi yang jatuh pada Buda (Rabu) Kliwon Wuku Sinta.

Pagerwesi dirayakan setiap 210 hari sekali dan memiliki makna mendalam dalam ajaran Hindu. Dalam lontar Sundarigama dijelaskan bahwa pada hari ini, umat Hindu memuja Sang Hyang Pramesti Guru atau Dewa Siwa yang diiringi oleh Dewata Nawasanga. Tujuan utama dari perayaan ini adalah untuk memohon perlindungan bagi semua makhluk hidup yang ada di alam semesta.

[irp]

Makna Pagerwesi: Perlindungan dan Kekuatan Spiritualitas

Dalam ajaran Hindu, Pagerwesi memiliki arti harfiah sebagai “pagar dari besi”, yang melambangkan perlindungan kokoh. Hari ini juga diartikan sebagai momen untuk “memagari diri” atau magehang awak. Dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, manusia dapat melindungi dirinya agar senantiasa berjalan di jalan dharma atau kebenaran.

promo pembuatan website bulan ini

Menurut tradisi, perayaan Pagerwesi diisi dengan berbagai upakara atau sesajen. Dalam lontar Sundarigama disebutkan bahwa pada hari ini, umat Hindu wajib mempersembahkan sesayut pageh urip dan melakukan prayascita sebagai bentuk penyucian diri. Di malam harinya, mereka juga melakukan yoga samadhi atau meditasi untuk mencapai ketenangan batin.



[irp]

Selain itu, terdapat ritual khusus berupa persembahan kepada unsur panca maha butha. Segehan lima warna yang melambangkan lima elemen alam semesta dipersembahkan di area suci seperti natar sanggah, disertai segehan agung sebagai bentuk penghormatan kepada kekuatan alam.

Pagerwesi Bertepatan dengan Purnama Kaulu: Penyucian Diri dan Kebaikan

Menariknya, Pagerwesi kali ini bertepatan dengan Purnama Kaulu, yaitu bulan purnama kedelapan dalam sistem kalender Bali. Dalam lontar Sundarigama, disebutkan bahwa Purnama adalah payogan Sang Hyang Candra atau saat Dewa Bulan melakukan tapa. Pada saat ini, umat Hindu dianjurkan untuk melakukan penyucian diri secara lahir dan batin.



[irp]

Ritual yang dilakukan pada saat purnama meliputi persembahan canang wangi-wangi dan canang yasa di Sanggah atau Parahyangan, serta memohon air suci untuk penyucian diri. Selain itu, Purnama juga dianggap sebagai hari yang baik untuk melaksanakan dana punia atau sedekah.

Makna Dana Punia dalam Purnama dan Pagerwesi

Dalam ajaran Hindu, dana punia merupakan perbuatan mulia yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan. Seperti yang dijelaskan dalam Bhagawad Gita XVII.25, amal yang dilakukan dengan ketulusan akan membawa berkah yang tak terhingga bagi pelakunya. Oleh karena itu, momen Pagerwesi dan Purnama Kaenem menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat spiritualitas melalui sedekah dan perbuatan baik.

[irp]

Perayaan Pagerwesi yang bertepatan dengan Purnama Kaenem bukan sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan spiritual umat Hindu. Dengan melakukan pemujaan, meditasi, serta berbagi melalui dana punia, umat Hindu memperkuat benteng spiritual mereka agar senantiasa berada di jalan kebenaran.

Sebagai bagian dari warisan budaya dan kepercayaan, merayakan Pagerwesi dengan penuh kesadaran akan maknanya adalah langkah untuk menjaga keseimbangan diri dan alam semesta.

***

Tim Kabarportal

Baca Juga: